Kelanjutan PPKM di Putuskan Hari Ini: Sedangkan Positivity Rate-Kematian Tinggi Melebihi India
Jakarta - Pelaksanaan PPKM yang sebelumnya telah diperpanjang akan segera berakhir pada Senin (9/8) ini. Sejauh ini, pemerintah memang belum memberikan pengumuman terkait rencana perpanjangan atau bahkan pelonggaran.
Situasi COVID-19 secara nasional kini mulai menunjukkan perbaikan.
Seperti angka keterisian tempat tidur rumah sakit atau BOR yang relatif
menurun.
Hanya saja, yang perlu menjadi perhatian, hal tersebut justru berbanding
terbalik di sejumlah wilayah luar Pulau Jawa. Belum lagi dengan angka
kematian yang masih berada di kisaran 1000 kasus per hari.
Terkait pemberlakuan PPKM ini, Expert Besar FKUI, Prof. Tjandra Yoga
exercise Aditama, mengatakan ada sejumlah hal yang perlu dipertimbangkan
jika pemerintah hendak melakukan pelonggaran.
Ia juga menyampaikan bahwa angka kematian saat ini masih cukup tinggi.
Belum lagi dengan positivity price yang masih 5 kali di atas batas WHO.
"Yang meninggal 1500 per hari (awal PPKM Darurat 491, jadi naik 3 kali).
Positivity Price sekitar 25 persen, 5 kali batas WHO yang 5 persen,"
kata Prof. Tjandra, Senin (9/8).
"Dan sekitar 10 kali positivity rate India yang sekitar 2,7 persen," sambungnya.
Menurut mantan Direktur WHO Asia Tenggara ini, pelonggaran tak bisa
dilakukan tanpa memperhatikan situasi terkait COVID-19 di daerah yang
berdekatan. Sebab, transmisi masih bisa terjadi dan justru bisa
meningkat.
"Harus evaluasi dan monitor secara ketat, dan dilakukan penyesuaian bila
diperlukan. Pelonggaran suatu daerah harus mempertimbangkan daerah yang
berbatasan langsung," tambahnya.
Apa pun keputusan PPKM selanjutnya, hal terpenting yang tak boleh
diabaikan salah satunya yaitu screening dan tracing. Sampai dengan saat
ini, kedua hal tersebut masih jadi permasalahan lantaran belum bisa
mencapai target yang disampaikan Menkes sebanyak 400 ribu tes per hari.
"Tiga prinsip dasar tetap harus diperkuat yaitu pembatasan sosial, test
dan trace harus dicapai target yang sudah dibuat, dan vaksinasi juga
harus dicapai targetnya," pungkas Prof. Tjandra.
Komentar
Posting Komentar